Jumat, 23 November 2012

EXERCISE

1.   Dari ramalan cuaca kota-kota besar di dunia tercatat suhu tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut :
           Moskow :   terendah -5�C dan tertinggi 18�C;
           Mexico   :   terendah 17�C dan tertinggi 34�C;
           Paris       :   terendah -3�C   dan tertinggi 17�C;
           Tokyo     :   terendah -2�C dan tertinggi 25�C.
Perubahan suhu terbesar terjadi di kota ........

A.Moskow
B.Mexico
C.Paris
D.Tokyo

2.   Ibu membeli 40 kg gula pasir. Gula itu akan dijual eceran dengan dibungkus plastik masing-masing beratnya kg. Banyak kantong plastik berisi gula yang dihasilkan adalah........

A.10 kantong
B.80 kantong
C.120 kantong
D.160 kantong

3.   

A.4
B.6
C.
D.10

4.   Untuk membuat 60 pasang pakaian, seorang penjahit memerlukan waktu selama 18 hari. Jika penjahit tersebut bekerja selama 24 hari, berapa pasang pakaian yang dapat dibuat........

A.40 pasang.
B.75 pasang.
C.80 pasang.
D.90 pasang.

5.   Sebungkus coklat akan dibagikan kepada 24 anak, setiap anak mendapat 8 coklat.
Jika coklat itu dibagikan kepada 16 anak, maka banyak coklat yang diperoleh setiap
anak adalah ........

A.8 coklat
B.12 coklat
C.16 coklat
D.48 coklat

6.   Andi membeli 10 pasang sepatu seharga Rp 400.000,00, kemudian dijual secara eceran. Sebanyak 7 pasang sepatu dijual dengan harga Rp 50.000,00 per pasang, 2 pasang dijual Rp 40.000,00 per pasang, dan sisanya disumbangkan. Persentase keuntungan yang diperoleh Andi adalah ........

A.7%
B.15%
C.22%
D.30%

7.   Pada tumpukan batu bata, banyak batu bata paling atas ada 8 buah, tepat di bawahnya ada 10 buah, dan seterusnya setiap tumpukan di bawahnya selalu lebih banyak 2 buah dari tumpukan di atasnya. Jika ada 15 tumpukan batu bata (dari atas sampai bawah), berapa banyak batu bata pada tumpukan paling bawah ........

A.35 buah.
B.36 buah.
C.38 buah.
D.40 buah.

8.   Penyelesaian dari pertidaksamaan (2x - 6)(x - 4) adalah ........

A.x-17
B.x-1
C.x1
D.x17

9.   Hasil dari (2x - 2) (x + 5) adalah ........

A.2x² - 12x - 10
B.2x² + 12x - 10
C.2x² + 8x -10
D.2x² - 8x - 10

10.   

A.
B.
C.
D.

11.   Dari 40 siswa di kelas 3A, 19 orang menyukai matematika, 24 orang menyukai bahasa Inggris, serta 15 orang menyukai matematika dan bahasa Inggris. Berapa banyak siswa yang tidak menyukai matematika maupun bahasa Inggris ........

A.8 orang.
B.9 orang.
C.12 orang.
D.18 orang.

12.   Perhatikan diagram berikut ini !

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah ........

A.faktor dari
B.lebih dari
C.kurang dari
D.setengah dari

13.   Perhatikan grafik dibawah ini !

Dengan modal Rp 25.000,00, berapakah untung yang diperoleh ........

A.Rp 1.250,00.
B.Rp 1.350,00.
C.Rp 1.500,00.
D.Rp 1.750,00.

14.   Diketahui sistem persamaan 3x + 3y = 3 dan 2x - 4y = 14. Nilai dari 4x - 3y = ........

A.-16
B.-12
C.16
D.18

15.   Harga dua baju dan satu kaos Rp 170.000,00, sedangkan harga satu baju dan tiga kaos Rp 185.000,00. Harga tiga baju dan dua kaos adalah ........

A.Rp 275.000,00
B.Rp 285.000,00
C.Rp 305.000,00
D.Rp 320.000,00

16.   Persamaan garis yang sejajar dengan garis 2x + 3y + 6 = 0 dan melalui titik (-2, 5)
adalah ........

A.3x + 2y - 4 = 0
B.3x - 2y + 16 = 0
C.3y + 2x -11 = 0
D.3y - 2x - 19 = 0

17.   Perhatikan gambar berikut !

Besar sudut BAC adalah ........

A.20°
B.30°
C.55°
D.65°

18.   
Keliling bangun di atas adalah ........

A.27 cm
B.19 cm
C.17 cm
D.14 cm

19.   Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat A dan B, dengan panjang jari-jari masing-masing 7 cm dan 2 cm. Jika jarak AB = 13 cm, maka panjang garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran tersebut adalah ........

A.5 cm
B.6 cm
C.12 cm
D.15 cm

20.   Perhatikan gambar !

Pernyataan-pernyataan berikut yang merupakan teorema Phytagoras adalah ........

A.(ML)² = (MK)² - (KL)²
B.(KL)² = (MK)² - (ML)²
C.(KL)² = (ML)² + (MK)²
D.(ML)² = (MK)² + (KL)²

Rabu, 21 November 2012

SK DAN KD

Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Aljabar
4. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah

4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika dan geometri
4.2 Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret
4.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret dan menafsirkan solusinya


  Rasa ingin tahu
  Mandiri
  Kreatif
  Kerja keras
  Demokratis

  Berorientasi tugas dan hasil
  Percaya diri
  Keorisinilan




Program Bahasa

Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Statistika dan Peluang
1. Melakukan pengolahan, penyajian dan penafsiran data

1.1  Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive serta pemaknaannya
1.2  Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive serta pemaknaannya
1.3  Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak dan ukuran penyebaran data, serta menafsirkannya


  Rasa ingin tahu
  Mandiri
  Kreatif
  Kerja keras
  Demokratis

  Berorientasi tugas dan hasil
  Percaya diri
  Keorisinilan
                                                       
Kelas XI, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Statistika dan Peluang
2.  Menggunakan kaidah pencacahan untuk menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya

2.1 Menggunakan sifat dan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah
2.2 Menentukan ruang sampel suatu percobaan
2.3  Menentukan peluang suatu kejadian dan menafsirkannya
 

  Rasa ingin tahu
  Mandiri
  Kreatif
  Kerja keras

  Berorientasi tugas dan hasil
  Percaya diri
  Keorisinilan

Program Bahasa

Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Aljabar
1. Menyelesaikan masalah program linear






1.1  Menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear dua variabel
1.2  Merancang model matematika dari  masalah program linear
1.3  Menyelesaikan model matematika dari  masalah program linear dan menafsirkan solusinya


  Rasa ingin tahu
  Mandiri
  Kreatif
  Kerja keras
  Demokratis

  Berorientasi tugas dan hasil
  Percaya diri
  Keorisinilan
2. Menggunakan matriks dalam pemecahan masalah
2.1  Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain
2.2  Menentukan determinan dan invers matriks    2 x 2
2.3  Menggunakan determinan dan invers dalam penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel

  Rasa ingin tahu
  Mandiri
  Kreatif
  Kerja keras
  Demokratis

  Berorientasi tugas dan hasil
  Percaya diri
  Keorisinilan

Kelas XII, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Aljabar
3  Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah

3.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika dan geometri
3.2 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan deret dan menafsirkan solusinya


  Rasa ingin tahu
  Mandiri
  Kreatif
  Kerja keras
  Demokratis

  Berorientasi tugas dan hasil
  Percaya diri
  Keorisinilan

E.  Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian pe

Kamis, 15 November 2012

Matematika kelas XII semester 2

KELAS XII IPA SEMESTER II

KELAS XII IPA SEMESTER II

BAB I BARISAN DAN DERET
  • 1.1 Barisan dan Deret Aritmetika
    1.2 Barisan dan Deret Geometri
    1.3 Notasi Sigma dan Induksi Matematika
BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKPONEN
  • 2.1 Fungsi Eksponen
    2.2 Persamaan Eksponen
    2.3 Pertidaksamaan Eksponen 
BAB III FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LOGARITMA
  • 3.1 Fungsi Logaritma
  • 3.2 Persamaan Logaritma
  • 3.3 Pertidaksamaan Logaritma 

BAB I BARISAN DAN DERET
 1.1 barisan dan deret aritmatika
  1.  
  2. BARISAN ARITMATIKA

    U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika
    U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta

    Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1

    Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ......... , a+(n-1)b
                                          U1, U2,   U3 ............., Un

    Rumus
    Suku ke-n :

    Un = a + (n-1)b = bn + (a-b)
    ® Fungsi linier dalam n


  3. DERET ARITMATIKA

    a + (a+b) + (a+2b) + . . . . . . + (a + (n-1) b) disebut deret aritmatika.

    a = suku awal
    b = beda
    n = banyak suku
    Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n

    Jumlah n suku

    Sn = 1/2 n(a+Un)
          = 1/2 n[2a+(n-1)b]
          = 1/2bn² + (a - 1/2b)n ® Fungsi kuadrat (dalam n)

    Keterangan:

      1. Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn")

      2. Barisan aritmatika akan naik jika b > 0
        Barisan aritmatika akan turun jika
        b < 0

      3. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1 atau Un = Sn' - 1/2 Sn"

      4. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah

        Ut = 1/2 (U1 + Un) = 1/2 (U2 + Un-1)          dst.

      5. Sn = 1/2 n(a+ Un) = nUt ® Ut = Sn / n

    Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan aritmatika, maka untuk memudahkan perhitungan misalkan bilangan-bilangan itu adalah a - b , a , a + b 

  1. BARISAN GEOMETRI

    U1, U2, U3, ......., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika

    U1/U2 = U3/U2 = .... = Un / Un-1 = konstanta

    Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)

    Rasio r = Un / Un-1

    Suku ke-n barisan geometri

    a, ar, ar² , .......arn-1
    U1, U2, U3,......,Un

    Suku ke n Un = arn-1
    ® fungsi eksponen (dalam n)


  2. DERET GEOMETRI

    a + ar² + ....... + arn-1 disebut deret geometri
    a = suku awal
    r = rasio
    n = banyak suku


    Jumlah n suku

    Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
          = a(1-rn)/1-r , jika r<1
       ® Fungsi eksponen (dalam n)

    Keterangan:

    1. Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
    2. Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
      Un > Un-1
    3. Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
      Un < Un-1

      Bergantian
      naik turun, jika r < 0

    4. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1
    5. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
                _______      __________
      Ut =
      Ö U1xUn    = Ö U2 X Un-1      dst.  

    6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/r, a, ar


  3. DERET GEOMETRI TAK BERHINGGA

    Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari

    U1 + U2 + U3 + ..............................

    ¥
    å
    Un = a + ar + ar² .........................
    n=1

    dimana n ® ¥ dan -1 < r < 1 sehingga rn ® 0

    Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :

    Jumlah tak berhingga    S¥ = a/(1-r)

    Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1

    Catatan:


    a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + .................

    Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil

    a+ar2 +ar4+
    .......                     Sganjil = a / (1-r²)

    Jumlah suku-suku pada kedudukan genap

    a + ar3 + ar5 + ......                  Sgenap = ar / 1 -r²

    Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r

PENGGUNAAN
Perhitungan BUNGA TUNGGAL (Bunga dihitung berdasarkan modal awal)
M0, M1, M2, ............., Mn
M1 = M0 + P/100 (1) M0 = {1+P/100(1)}M0
M2 = M0 + P/100 (2) M0 = {1+P/100(2)} M0
.
.
.
.

Mn =M0 + P/100 (n) M0 ® Mn = {1 + P/100 (n) } M0

Perhitungan BUNGA MAJEMUK (Bunga dihitung berdasarkan modal terakhir)
M0, M1, M2, .........., Mn
M1 = M0 + P/100 . M0 = (1 + P/100) M0
M2 = (1+P/100) M0 + P/100 (1 + P/100) M0 = (1 + P/100)(1+P/100)M0
     = (1 + P/100)² M0
.
.
.

Mn = {1 + P/100}n M0
Keterangan :
M0 = Modal awal
Mn = Modal setelah n periode
p   = Persen per periode atau suku bunga
n   = Banyaknya periode

Catatan:
Rumus bunga majemuk dapat juga dipakai untuk masalah pertumbuhan tanaman, perkembangan bakteri (p > 0) dan juga untuk masalah penyusutan mesin, peluruhan bahan radio aktif (p < 0).

DEFINISI
Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang diatur berdasarkan baris dan kolom.
A=é a b c ù
ttt
ë d e f  û
Bilangan-bilangan a,b,c,d,e,f disebut elemen-elemen matriks A

ORDO
ORDO suatu matriks ditentukan oleh banyaknya baris, diikuti oleh banyaknya kolom.
A=é a b c ù
ttt
ë d e f  û ordo matriks A2x3
Banyaknya baris  = 2 ; baris 1 : a b c ; baris 2 : a b c
Banyaknya kolom = 3
kolom 1 : é a ù
ttttttttttt
ë d û
kolom 2 : é b ù
ttttttttttt
ë e û
MATRIKS BUJUR SANGKAR
Banyaknya baris dan kolom matriks adalah sama
A=é a b ù
ttt
ë c d û A berordo 2

KESAMAAN MATRIKS
Dua matriks A dan B dikatakan sama (ditulis A = B), jika
a. Ordonya sama
b. Elemen-elemen yang seletak sama

       A                B
é    4p+q2 ù =   é 4     2  ù
ë 5p+q   5 û
     ë 7   q+3 û
q + 3 = 5   ® q =2
5p + q = 7 ® p = 1


MATRIKS TRANSPOS                                               
                                                  _
Transpos dari suatu matriks A (ditulis A atau A' atau At) adalah matriks yang elemen barisnya adalah elemen kolom A, dan elemen kolomnya adalah elemen baris A.
A=é a b c ù
ttt
ë d e f û 2x3
At =é a d ù
      
ê b e ú
tt t  
ë c f  û 3x2
keterangan:  A2,1 = elemen baris ke 2 ; kolom ke 1

PENJUMLAHAN MATRIKS

Jumlali dua matriks A dan B (ditulis A + B) adalah matriks yang didapat dengan menjumlahkan setiap elemen A dengan elemen B yang bersesuaian (A dan B harus berordo sama).



A


+
B


=
      A + B
é a b ù
ë c d û
é p q ù
ë r  s û
é a + p  b + q ù
ë c + r   d + s û         

PENGURANGAN MATRIKS
Pengurangan matriks A dan B, dilakukan dengan menjumlahkan matriks A dengan matriks negatip B.
A - B = A + (-B)
A


-
B


=
      A - B
é a b ù
ë c d û
é p q ù
ë r  s û
é a - p  b - q ù
ë c - r   d - s û         

PERKALIAN MATRIKS DENGAN SKALAR
Jika k suatu skalar dan A suatu matriks, maka kA adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap elemen A dengan k.
A = é a b ù
ë c d û
® k A = é ka kb ù
ë kc kd û
                  


Dua matriks A dan B terdefinisi untuk dikalikan, jika banyaknya kolom A = banyaknya baris B, dengan hasil suatu matriks C yang berukuran baris A x kolom B
          hasil
    ¾¾¾¾¾¾¾
A m x n x B n x p = C m x p

            
¾¾¾
 Aturan perkalian
Yaitu dengan mengendalikan baris-baris A dengan kolom-kolom B, kemudian menjumlahkan hasil perkalian itu.
Contoh :
1.

A= é a b ù
ë c d û
dan B = é x ù
ë y û

A x B = é a b ù
ë c d û
é x ù
ë y û
é ax + by ù
ë cx + dy û

2.
[ a b c ]
é x ù
ê y ú
ë
z û
=
[ ax + by + cz ]
1 x 3
3 x 1
        1 x 1

3.
é a b c ù
ë
d e f û
é x ù
ê y ú
ë
z û
=
é ax + by + cz ù
ë dx + ey + fz û
   2 x 3
3 x 1
        2 x 1

Ket :
perkalian matriks bersifat tidak komutatif (AB ¹ BA) tetapi bersifat asosiatif (AB)C = A(BC).
Jika A2x2 = é a b ù , maka determinan matriks A didefinisikan sebagai
Jika A2x2 =
ë c d û
                       +
|A| = ad - bc

                       -   -  -
Jika A3x3 =
é a b c ù a b
Jika A3x3 =
ê d e f ú d e
Jika A3x3 =
ë g h i  û g h 
                       +    +  +

maka determinan matriks A didefinisikan sebagai
|A| = aei + bfg + cdh - gec - hfa - idb
Keterangan:
Untuk menghitung determinan A3x3 dibantu dengan menulis ulang dua kolom pertama matriks tersebut atau cara ekspansi baris pertama.
|A| =a ½ e f ½ - b ½ d f ½ + c ½ d e ½ = aei-afh-bdi+bfg+cdh-cge
             
½ h i ½      ½ g i ½       ½ g h ½

 Matriks Satuan dan Matriks Invers
MATRIKS SATUAN
adalah suatu matriks bujur sangkar, yang semua elemen diagonal utamanya adalah 1, sedangkan elemen lainya adalah 0.
Notasi : I (Identitas)
I2 = é 1 0 ù
ë 0 1 û
I3 = é 1 0 1 ù
ê 0 1 0 ú
ë
0 0 1 û

Sifat AI = IA = A

MATRIKS INVERS
Jika A dan B adalah matriks bujur sangkar dengan ordo yang sama dan AB = BA = 1, maka B dikatakan invers dari A (ditulis A-1) dan A dikatakan invers dari B (ditulis B-1).
Jika A = é a b ù , maka A-1 =     1       = é  d -b ù
Jika A =
ë c d û , maka A-1 = ad - bc ttt ë -c  a û

  • Bilangan (ad-bc) disebut determinan dari matriks A

  • Matriks A mempunyai invers jika Determinan A ¹ 0 dan disebut matriks non singular.

    Jika determinan A = 0 maka A disebut matriks singular.
Sifat A . A-1 = A-1 . A = I
Perluasan
A . B = I    ® A = B-1      B = A-1
A . B = C
® A = C . B-1   B = A-1 . C
Sifat-Sifat
1. (At)t = A
2. (A + B)t = At + Bt
3. (A . B)t = Bt . At
4. (A-t)-t = A
5. (A . B)-1 = B-1 . A-1
6. A . B = C
® |A| . |B| = |C|

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKPONEN
2.1 Fungsi Eksponen
 
 
Fungsi eksponensial adalah salah satu fungsi yang paling penting dalam matematika. Biasanya, fungsi ini ditulis dengan notasi exp(x) atau ex, dimana e adalah basis logaritma natural yang kira-kira sama dengan 2.71828183.
Fungsi eksponensial (merah) terlihat hampir mendatar horizontal (naik secara sangat perlahan) untuk nilai x yang negatif, dan naik secara cepat untuk nilai x yang positif.
Sebagai fungsi variabel bilangan real x, grafik ex selalu positif (berada di atas sumbu x) dan nilainya bertambah (dilihat dari kiri ke kanan). Grafiknya tidak menyentuh sumbu x, namun mendekati sumbu tersebut secara asimptotik. Invers dari fungsi ini, logaritma natural, atau ln(x), didefinisikan untuk nilai x yang positif.



2.2 Persamaan Eksponen
  
Adalah persamaan yang didalamnya terdapat pangkat yang berbentuk fungsi dalam x (x sebagai peubah).
[Ket. : Usahakan setiap bilangan pokok ditulis sebagai bilangan berpangkat dengan bilangan dasar 2, 3, 5, 7, dst].

BENTUK-BENTUK
A. af(x) = ag(x) ® f(x) = g(x)

    
® Samakan bilangan pokoknya
sehingga pangkatnya dapat        disamakan.
contoh :
2 SUKU ® SUKU DI RUAS KANAN, 1 SUKU DI RUAS KIRI

  1. Ö(82x-3) = (32x+1)1/4
    (23)(2x-3)1/2 = (25)(x+1)1/4
    2(6x-9)/2 = 2(5x-5)/4
    (6x-9)/2 = (5x-5)/4
    24x-36 = 10x+10
    14x = 46
    x = 46/14 = 23/7

  2. 3x²-3x+2 + 3x²-3x = 10
    3².3x²-3x+3x²-3x = 10
    9. 3x²-3x + 3x²-3x = 10
    10. 3x²-3x = 10
    3x² - 3x = 30
    x² - 3x = 0
    x(x-3) = 0
    x1 = 0 ; x2 = 3

3 SUKU ® GUNAKAN PEMISALAN

  1. 22x + 2 - 2 x+2 + 1 = 0
    22.22x - 22.2x + 1 = 0
    Misalkan : 2x = p
                  22x = (2x)² = p²
    4p² -4p + 1 = 0
    (2p-1)² = 0
    2p - 1 = 0
    p =1/2
    2x = 2-1
    x = -1

  2. 3x + 33-x - 28 = 10
    3x + 33/3x - 28 = 10
    misal : 3x = p
    p + 27/p - 28 = 0
    p² - 28p + 27 = 0
    (p-1)(p-27) = 0
    p1 = 1 ® 3x = 30
                 x1 = 0
    p2 = 27 ® 3x = 33
    x2 = 3

B. af(x) = bf(x) ® f(x) = 0
Bilangan pokok berbeda, pangkat sama. Pangkatnya = 0.
Contoh:

  1. 3x²-x-2 = 7x²-x-2
    x² - x -2 = 0
    (x-2)(x+1) = 0
    x1 = 2 ; x2 = -1
C. af(x) = bf(x) ® f(x) log a = g(x) log b
Bilangan pokok berbeda, pangkat berbeda. Diselesaikan dengan menggunakan logaritma.
Contoh:

  1. 4x-1 = 3x+1
    (x-1)log4 = (x+1)log3
    xlog4 - log4 = x log 3 + log 3
    x log 4 - x log 3 = log 3 + log 4
    x (log4 - log3) = log 12
    x log 4/3 = log 12
    x log 4/3 = log 12
    x = log 12/ log 4/3 = 4/3 log 12
D. f(x) g(x) = f(x) h(x)

    
® Bilangan pokok (dalam fungsi) sama, pangkat berbeda.Tinjau        beberapa kemungkinan.

  1. Pangkat sama g(x) = h(x)

  2. Bilangan pokok f(x) = 1           ket: 1g(x) = 1h(x) = 1

  3. Bilangan pokok f(x) = -1
    Dengan syarat, setelah nilai x didapat dari f(x)=-1 , maka nilai
    pangkatnya yaitu g(x) dan h(x) kedua-duanya harus genap atau kedua-duanya harus ganjil.

    ket :
    g(x) dan h(x) Genap : (-1)g(x) = (-1)h(x) = 1
    g(x) dan h(x) Ganjil : (-1)g(x) = (-1)h(x) = -1


  4. Bilangan pokok f(x) = 0
    Dengan syarat, setelah nilai x didapat dari f(x) = 0, maka nilai pangkatnya yaitu g(x) dan h(x) kedua-duanya harus positif.

    ket : g(x) dan h(x) positif ® 0g(x) = 0h(x) = 0
Contoh:
(x² + 5x + 5)3x-2 = (x² + 5x + 5)2x+3

  • Pangkat sama
        3x - 2 = 2x + 3 ® x1 = 5

  • Bilangan pokok = 1
    x² + 5x + 5 = 1
    x² + 5x + 4 = 0
    ® (x-1)(x-4) = 0 ® x2 = 1 ; x3 = 4

  • Bilangan pokok = -1
    x² - 5x + 5 = -1
    x² - 5x + 6 = 0
    ® (x-2)(x-3) = 0 ® x = 1 ; x = 4

    g(2) = 4 ; h(2) = 7 ; x=2 tak memenuhi karena (-1)4 ¹ (-1)7
    g(3) = 7 ; h(3) = 9 ; x4 = 3 memenuhi karena (-1)7 = (-1)9 = -1

  • Bilangan pokok = 0
    x² - 5x + 5 = 0
    ® x5,6 = (5 ± Ö5)/2

    kedua-duanya memenuhi syarat, karena :
    g(2 1/2 ± 1/2
    Ö5) > 0
    h(2 1/2 ± 1/2 Ö5) > 0

    Harga x yang memenuhi persamaan diatas adalah :
    HP : { x | x = 5,1,4,3,2 1/2 ± 1/2
    Ö5}

  • 2.3 Pertidaksamaan Eksponen 

    Bilangan Pokok a > 0 ¹ 1
    Tanda Pertidaksamaan tetap/berubah tergantung nilai bilangan pokoknya
    a > 1
    0 < a < 1
    af(x) > ag(x) ® f(x) > g(x)
    af(x) < ag(x) ® f(x) < g(x)

    (tanda tetap)
    af(x) > ag(x) ® f(x) < g(x)
    af(x) < ag(x) ® f(x) > g(x)

    (tanda berubah)
    Catatan: Untuk memudahkan mengingat, bilangan pokok 0 < a < 1 diubah saja menjadi a = 1.
    Misal : 1/8 = (1/2)3 = 2-3
    Contoh:

  • (1/2)2x-5 < (1/4)(1/2x+1)
    (1/2)2x-5 < (1/2)2(1/2x+1)

    Tanda berubah (0 < a < 1)

    2x - 5 > x +2
    x > 7

  • 32x - 4.3x+1 + 27 > 0
    (3x)² - 4.31.3x + 27 > 0
    misal : 3x = p
    p² -12p + 27 > 0
    (p - 9)(p - 3) > 0